Tuesday, January 22, 2019

Rencana China Untuk Mewujudkan Program Udara Bersih

Warga mengenakan masker saat udara pagi yang tercemar polusi udara setelah adanya peringatan zona kuning dikeluarkan untuk kabut asap di Beijing, China, 14 November 2018. | Reuters Jason lee

Pemerintah China merencanakan program untuk mewujudkan udara bersih dan penggunaan energi alternatif yang ditargetkan tercapai pada tahun 2021. Rencana tersebut nantinya akan memangkas penggunaan batubara dan menggantinya dengan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

Setelah itu, rencana tersebut terlihat baik, namun bila diteliti lebih dalam ada pihak-pihak yang membayar kebijakan tersebut.

Warga yang hidup di China utara harus bertahan di musim dingin dengan keterbatasan batubara yang selama puluhan tahun mereka gunakan sebagai bahan bakar penghangat ruangan. Banyak di antara warga yang hanya dapat menyalakan penghangat ruangan di satu waktu dalam sehari, di waktu tidur saja misalnya. Pemerintah sejatinya memberi subsidi kepada masyarakat untuk penggunaan energi alternatif sebagai bahan bakar penghangat ruangan, namun itu tidak cukup.

"Saya sangat mendukung kebijakan perlindungan lingkungan, saya senang kondisi udara membaik. Namun, saya berharap harganya lebih murah. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ketika masa pemberian subsidi selama tiga tahun telah berakhir," ujar Nie Hongwang, salah satu warga, dilansir dari laman South China Morning Post, Senin (21/1).

Sementara warga lainnya mengaku mereka beralih dari energi batubara ke energi listrik untuk menyalakan penghangat ruangan. Namun, mereka memiliki keluhan yang sama, yakni biaya yang begitu tinggi.

"Saya menghabiskan uang CNY 2.000 (Rp4.2 juta) dalam waktu kurang dari dua bulan, mahal sekali." kata Wu Lanjing, warga lainnya.

Untuk berhemat, Wu kadang melanggar peraturan dengan menggunakan batubara di saat-saat tertentu.

Sejak reformasi lingkungan yang dicanangkan oleh Xi Jinping, mereka yang kedapatan masih menggunakan batubara akan dijatuhi hukuman mulai dari denda hingga penjara. Salah satu contoh wilayah yang menjaga ketat penggunaan batubara adalah Quyang dimana polisi akan berpatroli dan akan diseru dengan speaker besar bila kedapatan menggunakan batubara.

Pemerintah sendiri telah menyediakan sistem penghangat rumah bagi para warganya di sana, namun sistem tersebut tidak berfungsi dengan baik-meninggalkan warga tanpa apapun untuk menghangatkan rumah mereka.

Lin Boqiang, direktur Institut Kajian Kebijakan Energi China, mengatakan tidak ada keraguan bahwa ada harga yang harus dibayar untuk kualitas udara yang lebih baik tetapi itu harus dibagi oleh pemerintah, bisnis, dan masyarakat.

"Dapat dimengerti bahwa orang-orang khawatir tentang biaya dan apakah subsidi pemerintah akan terus berlanjut. Itu semua perlu diskusi, "katanya.

Di sisi lain, masyarakat harus menerima bahwa tidak ada jalan untuk kembali menggunakan energi yang tidak ramah lingkungan dan energi bersih adalah pilihan masa depan.

"Masalahnya bukan pada energi bersih, tetapi upah rendah. Yang dibutuhkan adalah pendapatan yang lebih tinggi dan bahan bakar yang lebih murah. Kualitas udara yang lebih baik ada harganya." tambah Lin.

Sumber : Akurat.co
Share:

0 comments:

Post a Comment