Ilustrasi PUBG Haram. | Sumber : tribunnews.com |
Ngopim.blogspot.com - Baru-baru ini, tepatnya seusai teror di Penembakan di Selandia Baru beberapa waktu lalu, muncul wacana video game yang dinilai pemicu aksi kekerasan. Salah satu game yang kini sedang dimaksud adalah PlayerUnknown's BattleGround (PUBG).
Pasalnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) berwacana untuk melarang game tersebut bahkan mempertimbangkan fatwa haram. Selain itu, lembaga tersebut juga mengkaji bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Menanggapi hal itu, Afif Yulistian, influencer gaming menyayangkan upaya tersebut. Ia menilai jika game tersebut dilarang akan mematikan industri ESports di Indonesia.
"Sayang banget kalau diharamin, apalagi sekarang game play udah (masuk) ke ranah pro player. Belum lagi banyak ESports yang bermunculan kalau diharamin berarti bikin mandek (ketahan) salah satu pencaharian orang," kata Afif saat ditemui di Jakarta, Selasa (26/3).
Ia juga menilai jikalau bermain game PUBG dibatasi juga akan menghambat para pro player untuk latihan menjelang kompetisi ESports.
"Terus juga kalau diregulasi enam jam sayang juga karena pro player butuh waktu latihan lama banget," tambahnya.
Ia menyebutkan minimal latihan memakan waktu 12 jam.
Banyak yang menilai sang pelaku penembakan melakukan aksi kejamnya karena game. Justru sebaliknya, Afif menilai game bukan penyebabnya dan menekankan pentingnya pengawasan dari orang tua.
"Menurut gue nggak memicu (aksi kekerasan), karena anak-anak sekarang semua main (game) tapi balik lagi orang tua yang ngawasin, itu paling penting," jelasnya.
Sementara itu, Executive Assistan klub game Alter Ego Grimonia Martha Graciela juga sependapat dengan Afif. Menurutnya, bukan hanya game PUBG yang mengandung unsur kekerasan tetapi ada beberapa game yang sejenis. Sehingga, lanjutnya ia menilai tidak adil jika hanya game PUBG saja yang dilarang.
"Pandangan aku misalkan itu dibilang haram agak aneh. Soalnya itu masih banyak game yang bisa dinilai haram. Contohnya kayak Free Fire, Fortnite, kan sama," kata perempuan yang akrab disapa dengan Grace.
Begitu pula dengan pembatasan waktu bermain, menurutnya untuk kalangan ESports tidak ada batasan jam. Terlebih untuk para pemain game yang tengah meniti karier di ranah ESports.
Tak lupa, mantan personil JKT48 ini juga mementingkan peran orang tua terhadap anaknya yang gemar bermain game. Sehingga pola pikir anak dapat berbeda ketika di dunia game dan dunia nyata.
Untuk itu, sebagai influencer gaming, Afif mengharapkan tidak ada pembatasan atau mengharamkan untuk bermain game hanya karena tragedi penembakan di dua masjid Selandia Baru.
"Jangan dibatasin. Kalo menurut gue itu pemikiran orang yang salah," tuturnya.
Sumber : Akurat.co
0 comments:
Post a Comment