Ilustrasi Facebook. | Sumber : |
Tragedi teror penembakan massal di masjid Selandia Baru yang menewaskan puluhan orang, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison menyerukan agar layanan live streaming ditangguhkan di semua platform yang ada saat ini.
Dikutip dari Australian Financial Review, Selasa (19/3), Morrison menganggap perusahaan teknologi telah gagal merespon secara efektif terhadap situasi seperti itu. Si pelaku sendiri memang melakukan aksi biadabnya itu sembari melakukan live streaming berdurasi 17 menit di Facebook.
"Di masa lalu, live streaming semacam ini telah dihentikan di Facebook, dan jaminan diberikan bahwa ketika layanan dihadirkan kembali hal mengerikan seperti itu bisa dihindari," kata Morrison.
Sebelumnya, pihak Facebook mengklaim dalam kurun waktu 24 jam setelah kejadian telah menghapus 1,5 juta video terkait teror yang menggunakan platformnya tersebut. Sebanyak 1,2 juta video diantaranya juga telah diblokir saat diunggah.
Kini, Brenton Harrison Tarrant, pria kulit putih Australia yang menjadi pelaku utama penembakan di masjid Christchurch didakwa dengan tuduhan pembunuhan dan terancam hukuman mati atau seumur hidup. Pria 28 tahun ini akan menjalani sidang di Pengadilan Tinggi South Island pada 5 April mendatang.
Sumber : Akurat.co
0 comments:
Post a Comment