Sunday, February 10, 2019

Berhati-hati Ketika Menggunakan Wifi Gratisan

Iluastrasi seseorang sedang mencoba wifi gratis. | Sumber : google

Chairman Lembaga Riset Kemanan SiberPratama Pershada, selaku Communication and Information System Security Research Center (CISSREC), menyatakan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) perlu membuat acuan atau pedoman untuk masyarakat luas, tentang bagaimana mengamankan sistem jaringan yang dimilikinya.

“Jadi, tidak hanya sistem pemerintahan yang besar. Tetapi misalnya bagaimana akun-akun media sosial, mengamankan sistem website, bagaimana mengamankan jaringan komputer yang dimiliki UMKM, saya pikir dari sisi yang kecil itu akan menjadi, jika dari level bawahnya kuat, keatasnya insyallah kuat,” ujar Pratama, Sabtu (10/2) dalam talkshow Darurat Ancaman Siber di Jakarta.

Pratama menuturkan, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia telah terhubung dan kehidupan sehari-harinya bergantung kepada internet. Ia mengatakan, terdapat 143 juta lebih pengguna internet di Indonesia, di mana 86 persen diantaranya menggunakan perangkat mobile untuk mengakses internet.

“Setiap hari, orang-orang ini menggunakan internet selama 8 jam. Kebayang gak, hampir hidupnya itu selalu connect dengan internet. Akibatnya banyak fakir sinyaldimana-mana. Fakir sinyal artinya kemana-mana nyari wifi,” tuturnya.

Belum adanya pedoman yang jelas untuk masyarakat mengamankan sistem dan pola konsumsi internet yang tinggi, dapat menjadi celah penyerang untuk melakukan serangan siber, terutama melalui jaringan wifi publik.

“Nah disitu lah kita menjadi target. Ketika kita mengunakan wifi gratisan di kafe atau di jalan, ‘wih ada wifi nih’. Begitu kita login, kita masuk ke Facebook, akun-akun media sosial, bahkan kita menggunakan internet (mobile) banking, dengan menggunakan wifi gratisan itu, akhirnya apa, dicuri (data) kita semuanya. Nah itu kita harus hati-hati,” kata Pratama.

Pratama menegaskan untuk masyarakat lebih berhati-hati menggunakan akses umum, terutama ketika melakukan transaksi perbankan. Hal tersebut karena jaringan wifi publik sangat rentan diserang dan mudah untuk dilakukan peretasan.

“Karena terlalu mudah untuk saat ini melakukan hacking. Untuk pengambil alihan akun, untuk pembelokan transaksi, terlalu mudah. Sehingga kalau kita ingin melakukan transaksi perbankan, sebisa mungkin menggunakan jaringan kita sendiri, internet mobile kita sendiri, internet di rumah kita, jangan menggunakan internet yang ada di publik,” ungkap Pratama.

Sumber : Akurat.co
Share:

0 comments:

Post a Comment